JASA INSTALL ULANG LAPTOP/PC/KOMPUTER ON CALL DENPASAR/BADUNG - KONTAK KAMI DI: 082-339-33-1424 ATAU BERKIRIM EMAIL KE: SUARDANA@LIVE.COM

Anak Muda Rokok dan Kesehatan

Bali Post - "HARI gini enggak merokok, enggak jantar. banget...". Ungkapan itu kerap ter-lontar dari para perokok yang mengetahui ada salah seorang temannya yang tidak merokok. Kejadian serupa jup kerap kita dengar dari pelajar yang umumnya perokok semua. 

Memang, fenomena pelajar merokok masih menjadi pemandangan yang lumrah di sejumlah tempat.Padahal, penggunaan tembakau dalam rokok berisiko menimbulkan penyakit kardiovaskuler, kanker, penyakit paru-paru kronis, dan diabetes.


Bahkan, pada tahun 2030, penyakit tidak menular tersebut diprediksi menjadi penyebab lebih dari 70 % kematian di seluruh dunia. Tercatat 80 persen kematian berasal dari negara-negara berpendapatan rendah dan menengah seperti Indonesia.

Terkait hal ini, memiliki generasi muda perokok tentu bukanlah hal yang baik bagi masa depan bangsa. Salah seorang pelajar, Doni Hendrawan berpendapat siswa sekolah sejatinya masih belum pantas untuk merokok. Pasalnya, siswa yang masih menuntut ilmu belum memiliki penghasilan sendiri.

Sedangkan untuk membeli rokok membutuhkan uang yang tidak sedikit. Belum lagi. nikotin yang terkandung dalam rokok juga tidak baik bagri fisik maupun mental pelajar itu sendin. "Saya pernah dengar kalau pikiran yang sudah tercampur nikotin akan susah berkonsentrasi.

Nah, menurut saya, dampak buruk kalau seorang siswa merokok akan susah konsentrasi saat meneritna pelajaran dari guru," ujarnya. Hal yang sama juga diungkapkan Krismayani. Pelajar SMA di Badung ini menegaskan bila merokok tidak bagus untuk pelajar.

Menurutnya. masa-masa menjadi siswa adalah masa menuntut ilmu. bukan malah berbuat hal yang macam-macam. "Terus kita juga masih kecil. Jalan kita ke depan masih panjang, karena rokok itu banyak dampak buruknya.

Kalau kita merokok dari kecil itu sama aja kayak mempersingkat waktu kita untuk hidup lebih lama: jelasnya.Pendapat berbeda justru dilontarkan oleh Sri Indradewi, seorang pelajar SMA di Denpasar. Menurutnya, siswa merokok adalah sesuatu hal yang wajar, karena rokok saat ini dijual bebas untuk umum.

Akibatnya. tidak ada batasan tegas siapa saja yang berhak dan boleh membeli rokok, termasuk pelajar itu sendiri. "Kalau rokok dijual tidak sembarangan. begitu juga yang beli dibatasin untuk orang dewasa aja. Kalau sudah begitu. tapi siswa malah tetep membeli, baru deh itu tidak wajar: tegasnya.

Sementara itu. salah seorang orangtua, Istirani, mengatakan pelajar tidsk bisa sepenuhnya disalahkan atas fenomena merokok di kalangan siswa. Menurutnya, bisa saja siswa merokok karena terpengaruh lingkungan. "Kan di sekolah sudah banyak pelajaran tentang bahaya merokok. Kita tidak mutlak harus menvalahkan siswa. Bisa saja mereka begitu karena pengaruh lingkungan. Kalau zaman sekarang katanya tidak merokok tidak jantan.

Tapi saya sendiri tidak setuju karena siswa itu statusnya masih minta uang dari orangtua, masih mending kalau sudah bekerja dan bisa beli rokok sendiri," paparnya.

Di dalam brosur yang dibuat Puskesmas I Denpasar Utara sebagai Klinik Berhenti Merokok di Kota Denpasar disebutkan tentang cara mengendalikan keinginan merokok. Beberapa cara yang tertulis dalam brosur untuk mengendalikan keinginan merokok, di antaranya membersihkan rumah dari bau rokok dengan membuang asbak dan korek api serta menghindari situasi, waktu dan tempat tempat yang dapat menimbulkan keinginan merokok.

Para perokok juga disarankan bergaul dengan teman-teman yang tidak merokok, menyibukkan diri dengan aktivitas pekerjaan atau hobi, serta meminta orang orang terdekat untuk selalu mengingatkan agar tidak merokok.

Berolahraga juga berguna untuk membakar kalori, menekan nafsu makan, mengurangi dorongan untuk merokok, dan dapat membantu mengatasi stres.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Jika Ada Yang Kurang Mohon Dikoreksi di Kolom Komentar..
(Auto Approve)