Perang virtual fatal antara Amerika dan Cina telah terjadi. Perang virtual ini bukanlah perang dengan menggunakan persenjataan oleh para anggota militer kedua negara. Melainkan peperangan cyber yang berdampak pada usaha untuk mencuri data atau informasi penting dari sebuah negara melalui media virtual.
Menurut AS, pemerintahan Cina telah mencuri rahasia perdagangan dan data sensitif milik AS lainnya. Namun Cina terus membantah adanya hal tersebut. Bahkan permasalahan cyber antar kedua negara tersebut terbilang sudah mencapai titik kritis.
Bila tidak segera ditangani akan memicu perang virtual fatal bahkan mungkin lebih parahnya bisa mencapai perang militer.
Perang virtual keduanya ini bisa membuat hubungan kenegaraan antara keduanya makin memburuk. Pasalnya, meski Cina membantah tidak melakukan pencurian data seperti yang dituduhkan AS. Namun menurut berita yang beredar Cina justru mampu mengakses data rahasia 22 juta pegawai federal AS.
Sehingga konflik cyber ini tentu sudah jadi perang virtual fatal bagi keduanya yang pada akhirnya membuat AS geram dan menjatuhkan dakwaan kepada 5 perwira militer Cina yang terlibat dalam perang cyber tersebut.
Tak hanya perang virtual fatal yang terjadi dengan Cina, AS juga menghadapi peretas Rusia yang dikabarkan pernah menembus sistem email Pentagon yang digunakan para pegawai kantor kepala staf gabungan dan dilanjutkan dengan adanya serangan beruntun oleh Rusia pada jaringan komputer AS. Uniknya AS juga mengklim bahwa dirinya mendapat serangan dari Korea Utara pada peretasan komputer Sony pictures.
Dampak perang cyber telah menjadi ancaman bagi seluruh dunia. Sehingga saat ini Indonesia berinisiatif untuk membentuk Badan Cyber Nasional. Kesiapan ini tentu sangat penting untuk melindungi berbagai sektor yang memungkinkan terkena serangan cyber.
Hal ini juga harus disinergikan dan adanya koordinasi antara intelejen TNI, kepolisian, kementerian, dan badan terkait mengenai rule of engagement terhadap perang cyber agar tak berlanjut jadi perang virtual fatal.
Untuk antisipasi perang virtual fatal tersebut maka perlu para tentara cyber yang paham akan teknologi informasi, internet, komputer, dan media sosial. Sehingga Indonesia dapat membangun pertahanan dengan cyber security untuk menghalau ancaman cyber.
sumber : Indonesia Today
Tags : Cyber, War, AS, China, Internet.
Jika Ada Yang Kurang Mohon Dikoreksi di Kolom Komentar..
(Auto Approve)