Siapa yang tidak kenal Genghis Khan? Penguasa Asia di abad ke 12-13 itu dikenal akan kekejamannya membangun kerajaan lewat perang. Akan tetapi, hasil penelitian mengungkap dampak positif dari pertumpahan darah tentara Genghis Khan.
Demi menjadikan kerajaan Mongolia sebagai yang terbesar di Bumi, Genghis Khan melakukan banyak pembantaian massal hanya untuk mendapatkan daerah kekuasaan baru. Akibat aksi kejam itu, diprediksi 40 juta orang tewas di abad ke-13.
Jika dibanding jumlah manusia saat ini, angka itu boleh saja sedikit. Tetapi, 40 juta jiwa saat itu setara dengan 10 persen penduduk Bumi. Maklum, Genghis Khan dan tentaranya disebut selalu membantai seluruh peradaban di jalur yang mereka lalui.
Berdasarkan penelitian dari Jurusan Ekologi Global Institut Carnegie, kematian puluhan juta manusia itu berperan besar menghentikan untuk sementara pemanasan global. Alasannya? Kematian 40 juta manusia itu berjasa menghilangkan sekitar 700 juta ton emisi karbon dari atmosfer Bumi.
Jumlah itu disebut setara dengan gas karbondioksida yang saat ini dihasilkan oleh pembakaran BBM selama 1 tahun. Lebih jelasnya, hilangnya jutaan manusia selama puluhan tahun (selama invasi Genghis Khan) memungkinkan banyak tempat yang awalnya pemukiman atau ladang berubah kembali jadi hutan yang berfungsi menyedot emisi karbon dari udara. Ilmuwan pun menyebut Genghis Khan sebagai orang pertama yang mampu menyebabkan perubahan iklim global.
Selain melahirkan banyak hutan, Genghis Khan juga berhasil membangun sebuah kerajaan terbesar sepanjang sejarah umat manusia yang terdiri dari China, Mongolia, Rusia, Korea, Vietnam, Myanmar, Kamboja, Timur Tengah Polandia, Hungaria, Arab Utara, sampai India. Kerajaan seumur satu generasi itu jauh lebih besar dari kerajaan Romawi yang dibangun selama berabad-abad.
Sumber: Zmescience, The Guardian, Wikipedia
Demi menjadikan kerajaan Mongolia sebagai yang terbesar di Bumi, Genghis Khan melakukan banyak pembantaian massal hanya untuk mendapatkan daerah kekuasaan baru. Akibat aksi kejam itu, diprediksi 40 juta orang tewas di abad ke-13.
Jika dibanding jumlah manusia saat ini, angka itu boleh saja sedikit. Tetapi, 40 juta jiwa saat itu setara dengan 10 persen penduduk Bumi. Maklum, Genghis Khan dan tentaranya disebut selalu membantai seluruh peradaban di jalur yang mereka lalui.
Berdasarkan penelitian dari Jurusan Ekologi Global Institut Carnegie, kematian puluhan juta manusia itu berperan besar menghentikan untuk sementara pemanasan global. Alasannya? Kematian 40 juta manusia itu berjasa menghilangkan sekitar 700 juta ton emisi karbon dari atmosfer Bumi.
Jumlah itu disebut setara dengan gas karbondioksida yang saat ini dihasilkan oleh pembakaran BBM selama 1 tahun. Lebih jelasnya, hilangnya jutaan manusia selama puluhan tahun (selama invasi Genghis Khan) memungkinkan banyak tempat yang awalnya pemukiman atau ladang berubah kembali jadi hutan yang berfungsi menyedot emisi karbon dari udara. Ilmuwan pun menyebut Genghis Khan sebagai orang pertama yang mampu menyebabkan perubahan iklim global.
Selain melahirkan banyak hutan, Genghis Khan juga berhasil membangun sebuah kerajaan terbesar sepanjang sejarah umat manusia yang terdiri dari China, Mongolia, Rusia, Korea, Vietnam, Myanmar, Kamboja, Timur Tengah Polandia, Hungaria, Arab Utara, sampai India. Kerajaan seumur satu generasi itu jauh lebih besar dari kerajaan Romawi yang dibangun selama berabad-abad.
Sumber: Zmescience, The Guardian, Wikipedia
Jika Ada Yang Kurang Mohon Dikoreksi di Kolom Komentar..
(Auto Approve)